Selasa, 10 November 2015

MENGGAMBAR BATIK SEDERHANA

NAH KAITANNYA DENGAN MEMBATIK SEDERHANA KALI INI,,,AKU LEBIH CONDONG MENGGUNAKAN PEWARNA LUNA ....YANG BISA AKU KOMBINASI SEPERTI CAT AIR APABILA KUSAPUKAN DENGAN KUAS BERCAMPUR AIR...BEGILAH HASILNYA KAWAN....


]

AYO MENGGAMBAR BENTUK, MENGGAMBAR DEKORATIF, DAN MENGGAMBAR ILUSTRATIF

Ini nih puncakya pas lagi gak mood sama sekali buat gambar eh malah di mnta ngumpulin gambar untuk tugas UTS...wah,,,,berkutit kembali dengan pensil penghapus dan pewarna..berabenya di minta minimal pake crayon sedangkan aku bukan ahlinya untuk pake pewarna crayoon...lebih biasa pake pensil warna maupun spidol...cat air juga gk ada...dari pada beli bongkar-bongkar tas adik yang masih SD nemu jga crayonnya...ahiiirrrulai deh bkin sketsa dan meggambar,,,
Ayuk dech di lihat hasilnya,,,,

MENGGAMBAR BENTUK


 



MENGGAMBAR DEKORATIF 




MENGGAMBAR ILUSTRATIF 








FINGGER PAINTING

Ini dia hasil fingger paintingku yang sdikit berantakan....kalau yang atas itu percobaan dan yang bawah itu hasil yang aku kumpulkan ke dosen ku...hihi...



HASIL KARYA TARIKAN BENANG, INK BOLT,MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN,DAN CETAK PENAMPANG

Lanjut lagi ke posting selanjutnya...
Ini nih hasil karya seni 2 dimensi yang bikinya itu pake perasaan banget...
Eiiiissttt perasaannya nano-nano lo..hasinya pun juga nano-nano banget...hihihi
Mulai dari ribetnya cari perlekapan dan alat-alatnya...
Lucu - lucunya pas tau hasilnya berantakan...
Bad Mood nya pas hasilnya gk sesuai harapan musti bikin lagi...
Nah lo belom lagi mulai dari tangan,,kaki,,baju ,,,sampai lantaipun belepotan sma pewarna...
Di omelin pula sama orang rumah...pokoknya seru dech..kalian harus coba di rumah,,,biar bisa ngerasain sensasinya...hahahahaha

dan alat dan bahan untuk bikin 4 karya ini itu ya cuman ini...
mulai dari atas ke kanan...
  1. Buku gambar ukuran A4
  2. Pewarna makanan( pake aja warna merah,kuning sama hijau) nta boleh dech d campur - campur buat bikin warna baru..hihi..
  3. Benang jahit dan benang kasur(khusus untuk tarikan benang)
  4. Sedotan (khusus menggambar dengan tiupan)
  5. Gunting
  6. tempat menyampur warna
  7. Alas
  8. Bentuk-bentuk buat bikin itu cetak penampang bisa dau pepaya,,gedebok pisang,,
  9. belimbing sama juga untuk cetak penampang.


 Cekidooottt ini hasilnya.....treng ing engggg........

TARIKAN BENANG

Mudah banget kawan untuk bikin tarkan benang....coba aja dech
Pertama, campur dulu pewarna makanana dengan air tp jgn banyak biar warnanya bisa jelas
Kedua, siapin tali kasur atau benang jahit potongnya jangan panjang- panjang,,kira- kira 30 cm aja
Ketiga, cepulin benang ke pewarna
Keempat, siapin buku gambar dan lipat jadi dua kemudian buka lagi lipatan
Kelima, letakkan benang yang udah di kasih warna di antara lipatan itu sesuka hati bentuknya
Keenam, tutup lipatan tadi...tekan dan kemudian tarik perlahan maupun tarik dengan cepat...

Kalau udah ulangi lagi berlainan warna...biar hasilnya bisa bagus,,,keringkan dulu baru bikin lagi...



INK BOLT
carannya hampir mirip sama tarikan benang bedanya ini tanpa benang..hihi
tinggal bikin titik- titik warna di manamun tempat maupun bikin pola sederhana,
lipat  kemudian gosok-gosok dengan jari tangan
buka lipatan jadilah seperti gambar di di bawah...



MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN
Caranya sama dengan ink bolt, taruh titik tikik kecil berbagai warna...hanya saja buku gambar tidak perlu di lipat.
Tiup bola-bola warna menggunakan sedotan maka akan membentuk pola-pola seru seperti hasil tiupanku ini.hihi...abstrak ini gitu ceritanya,,,hahay..


CETAK PENAMPANG 
Berbeda dengan yang lain cetak penampang menggunakan media berupa barang-barang atau berbagai macam benntuk untuk mendapatkan pola...misalnya seperti yang ku gunakan ini aku menggunakan bonggol pelepah pisang dan gedebok pisagnya untuk membuat bentuk dan pola...caranya juga ama celupkan bonggol pelepah pisang sesuai warna yang di ingin kan dan sesuaikan  juga dengan pola yang kalian inginkan...mungkin sederhna tapi butuh ketlatenan juga untuk bisa membuat pola yang cantik...selamat mencoba...semoga hasilnya memuaskan ya...hihihihi...
Eisst yang bawah itu cetak enampang abstrak...hahahay 
JANGAN DI TIRU...
 

MAKALAH PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KETRAMPILAN



MAKALAH
PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KETRAMPILAN
‘KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI RUPA’
Pendidikan Seni dalam Kurikulum Sekolah”




Dosen Pembimbing:

M. Reyhan F., M.Pd

Kelompok VIII (1 F) :

1.      Andreas Kusuma A.    (14186206213)
2.      Gabrelia Bella Loisa    (14186206214)
3.      Anik Rahayuningsih   (14186206215) 
4.      Nurul Hidayati             (14186206216)
5.      Kiki Novitasari            (14186206354)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR(PGSD)
 STKIP PGRI TULUNGAGUNG
TAHUN 2015
 


BAB I
PENDAHULUAN

A.   LATAR BELAKANG MASALAH
Istilah “Kurikulum” memiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu ini, pengertian kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan yang ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini, diantaranya:
Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk mempelajarkan siawa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran (Hamalik, 1994: 16-17).
Jadi dapat disimpulkan kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar.
Berkaitan dengan pendidikan seni rupa di sekolah tentunya kurikulum membawa dampak dan pengaruh yang berbeda beda di setiap kurikulumnya. Karena di setiap kurikulum tentu memiliki tujuan yang berbeda beda sesuai dengan perkembangannya.
Makalah ini juga membahas tentang beberapa teknik dalam berkarya seni rupa Dwi Mantra yaitu M3( Menggunting, Melipat, dan Menempel) dan Menganyam.Untuk lebih lengkapnya akan di bahas pada bab pembahasan pada makalah ini.

B.   RUMUSAN MASALAH
Dalam makalah ini kami ingin membahas masalah yang dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1.      Bagaimana  pendidikan Seni Rupa dalam kurikulum sekolah, terutama kurikulum sekolah dasar?
2.      Bagaimana teknik M3?
3.      Bagaimana teknik menganyam?

C.   TUJUAN PEMBAHASAN
1.      Memenuhi Program materi bahasan Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Ketrampilan.
2.      Melatih Mahasiswa untuk lebih aktif mencari sumber referensi bahasan yang sesuai dengan materi pokok yang akan di bahas.
3.      Membantu mahasiswa untuk memahami materi penddikan seni dalam kurikulum sekolah
4.      Membantu mahasiswa untuk memahami teknik M3 (Menggunting, Melipat, dan Menepel)
5.      Membantu mahasiswa untuk memahami teknik menganyam.



BAB II
PEMBAHASAN
“Konsep Dasar Pendidikan Seni Rupa”

A.    Pendidikan Seni dalam Kurikulum Sekolah
Pada bahasan pertama dipaparkan sekilas tentang seni dan pengertiannya. Bahasan tersebut merupakan pengetahuan dasar menuju wawasan seni dan konsep keindahan dalam seni. Melalui pemahaman terhadap wawasan seni tersebut diharapkan menjadi suatu landasan untuk mengembangkan pemikiran kita tentang seni dan pendidikan seni dengan berbagai persoalannya.
Pendidikan seni di negara kita telah mengalami berbagai pembaharuan dari waktu ke waktu. Pembaharuan dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan seni. Salah satu usaha pemerintah yang secara sentral memperbaharui sistem pelaksanaan pendidikan seni adalah penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum yang sedang dilaksanakan senantiasa dievaluasi dan disempurnakan setiap periode tertentu untuk menghadapi perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan dinamika kebudayaan secara keseluruhan. Kurikulum Pendidikan Seni telah beberapa kali mengalami perubahan dan penyempurnaan.
Pada tahun 1975 terjadi perubahan yang menyeluruh pada mata pelajaran ekspresi, yang sebelum itu dalam kurikulum sekolah umum dikenal dengan nama mata pelajaran menggambar dan seni suara. Pembaharuan dapat dilihat dengan penggantian nama mata pelajaran itu menjadi 'Pendidikan Kesenian'.Istilah mata pelajaran juga diganti menjadi 'bidang studi', sehingga pembaharuan itu selengkapnya menjadi 'bidang studi pendidikan kesenian'. Isi bidang studi pendidikan kesenian itu merupakan penggabungan pelajaran menggambar dan seni suara ditambah sub bidang studi lain yaitu seni tari dan teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak ada. Pelajaran menggambar dan seni suara diubah namanya menjadi seni rupa dan seni musik. Selengkapnya bidang studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang studi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater (drama).
Kurikulum 1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984. Penyempurnaan ini ditandai oleh penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi pendidikan seni.
Kurikulum 1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan kurikulum sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan 'integrated learning' atau pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni. Nama pendidikan seni berubah pula menjadi 'Kerajinan Tangan dan Kesenian'. Ruang lingkup materi kerajinan tangan meliputi berbagai kegiatan sederhana kerumahtanggaan yang mudah dilakukan oleh anak-anak untuk keperluan hidupnya sehari-hari, dan termasuk di dalamnya pekerjaan kesenirupaan. Sedangkan yang dimaksud kesenian meliputi seni tari (seni gerak), seni musik (seni suara). Antara pengajaran kerajinan tangan dan kesenian dianjurkan menjadi suatu larutan yang benar- benar terpadu dan terintegrasi dalam satu topik (bahasan) pengajarannya. Pengajaran terpadu dalam Kerajinan Tangan dan Kesenian (disingkat: KTK) ini bermuatan wawasan kedaerahan (muatan lokal), sebab di dalamnya diharapkan para guru dan siswa mampu menggali seni kriya (kerajinan) yang tumbuh di daerah sekitarnya.
Dalam KTSP, pendidikan seni rupa menjadi bagian dari mata pelajaran Seni Budaya untuk SMP/MTs dan SMA/MA, dan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk SD/MI. Baik di SD/MI, SMP/MTs, maupun di SMA/MA mata pelajaran seni budaya diberi alokasi waktu dua jam pelajaran. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Dalam Standar Isi disebutkan bahwa pendidikan seni budaya diberikan di sekolah karena keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya bagi perkembangan peserta didik. Pendidikan seni didasarkan pada pendekatan “belajar dengan seni,” “belajar melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Belajar dengan seni berarti bahwa dengan mempelajari seni, peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya di luar bidang seni. Dalam belajar melalui seni, peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya melalui berkreasi seni. Belajar tentang seni berarti bahwa peserta didik diharapkan dapat mengembangkan pengetahuannya tentang seni itu sendiri. Dengan demikian pembelajaran seni di sini dipandang sebagai metode belajar.
Selain pendekatan tersebut, pendidikan seni budaya dipandang secara multilingual, multidimensional, dan multikultural. Multilingual berarti pengembangan kemampuan mengekspresikan diri melalui berbagai media seperti bahasa rupa, bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional berarti pengembangan berbagai kompetensi meliputi konsepsi (aspek kognitif), apresiasi (aspek afektif), dan kreasi (aspek psikomotor) dengan memadukan unsur estetika, logika, kinestetika, dan etika. Multikultural berarti bahwa pendidikan seni menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan mancanegara, yang merupakan wujud sikap demokratis agar seseorang hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan seni budaya juga dipandang memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai multikecerdasan yang mencakup kecerdasan intrapersonal, interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Bidang seni rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan sesuai dengan kaidah keilmuan masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus menampung kekhasan tersebut yang diberikan dalam pengalaman mengembangkan konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Hal ini dilakukan dengan eksplorasi elemen, prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang beragam.
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya, (2) menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya, (3) menampilkan kreativitas melalui seni budaya, dan (4) menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal, regional, maupun global. Selanjutnya mata pelajaran Seni Budaya mencakup aspek-aspek sebagai berikut:
·        Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
·        Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik
·        Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
·        Seni teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
Di antara keempat bidang seni yang ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Untuk sekolah yang mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
Berdasarkan pendekatan, pandangan, dan tujuan tersebut, pendidikan seni dilaksanakan dalam bentuk kegiatan berekspresi (berkreasi) dan berapresiasi seni. Untuk itu, di dalam kurikulum tersebut ditetapkan dua standar kompetensi (SK) untuk bidang seni rupa, yaitu mengapresiasi karya seni rupa dan mengekspresikan diri melalui karya seni rupa. Standar kompetensi mengapresiasi seni rupa mencakup kemampuan mengidentifikasi dan menampilkan sikap apresiasi terhadap karya seni rupa. Standar kompetensi mengekspresikan diri melalui karya seni rupa mencakup kemampuan menciptakan karya seni rupa serta melaksanakan pameran seni rupa. Kemampuan-kemampuan tersebut dirumuskan menjadi sejumlah kompetensi dasar (KD) yang meliputi berbagai cabang seni rupa (seni murni dan terapan) dan cakupan wilayah (lokal/daerah setempat, Nusantara, dan mancanegara).
Seni kerajinan sebagai cabang seni rupa merupakan seni yang tertua dan bahkan mengakar di setiap pelosok daerah Nusantara ini. Perkembangan seni kerajinan tradisional ini diangkat menjadi prioritas karena ternyata dunia pariwisata serta konsumsi kesenian dunia lebih tertarik terhadap seni kerajinan tradisional yang berkembang di daerah. Selain seni kerajinan tersebut unik, juga mencerminkan citra estetik khas daerah tertentu, dan menjadi salah satu identitas budaya bangsa kita.
Jika diteliti perubahan nama sub-sub bidang studi pada setiap kurikulum yang disempurnakan, ternyata perubahan itu tidak hanya sekedar penggantian nama, akan tetapi mengubah pula ruang lingkup pengajarannya. Perubahan itu dilandasi oleh konsep dasar pendidikan yang berbeda pada setiap kurikulum. Konsep pendidikan seni yang sekarang kita kenal jauh berbeda dengan konsep pendidikan (mata pelajaran) menggambar dan seni suara. Perubahan konsep tentu membawa konsekuensi didaktis dan metodis yang menuntut berbagai persyaratan yang harus dipenuhi jika kita ingin melaksanakan pendidikan seni dengan memadai.

B.     Kerangka Kerja Kurikulum Pendidikan Seni
Fungsi pendidikan seni dalam pendidikan umum dan tujuan yang ingin dicapai melalui pendidikan seni dapat juga dijadikan kerangka kerja untuk mengembangkan kurikulum pendidikan seni. Secara umum kerangka kerja kurikulum dalam pendidikan seni tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
KERANGKA KERJA KURIKULUM PENDIDIKAN SENI
Fungsi dalam Pendidikan Umum
Tujuan dalam Pendidikan Seni
Memfasilitasi pemenuhan diri siswa (personal fullfillment)
Tanggapan dan ekspresi personal dalam seni
Mentransmisikan warisan budaya
Kesadaran terhadap warisan artistik
Mengembangkan kesadaran sosial
Pemahaman terhadap peran seni di masyarakat
           
1.      Fungsi Dalam Pendidikan Umum
Kerangka kerja kurikulum pendidikan seni disusun diantaranya dengan memperhatikan fungsi seni dalam pendidikan umum sebagai berikut:
a.       Memfasilitasi pemenuhan diri siswa (personalfullfillment)
Untuk menemukan pemenuhan diri melalui seni anak perlu belajar bagaimana kehidupan mereka dapat diperkaya dengan usaha mereka untuk mengkreasi karya seni dan menanggapi berbagai bentuk-bentuk visual.
b.      Mentransmisikan warisan budaya
Bagi Indonesia yang memiliki berbagai bentuk karya seni dari berbagai suku bangsa yang ada di tanah air, poin ini sangat diperlukan. Anak akan belajar menghargai berbagai bentuk karya seni yang pernah ada di masyarakat maupun yang masih hidup dan berkembang saaat ini. Pembelajaran ini diarahkan kepada kepedulian mereka terhadap warisan budaya lebih dari sekedar menghafalkan nama seniman, judul karya dan waktu serta tempat pembuatannya.
c.       Mengembangkan kesadaran sosial
Mengembangkan kesadaran sosial adalah bentuk kepedulian yang terbangun dari kesadaran dan penghargaan anak terhadap berbagai bentuk artistik yang ada dan dihasilkan oleh masyarakat. Hal ini akan mengajarkan mereka untuk menghargai juga persepsi, penilaian, pemikiran dan pendapat orang lain dari budaya yang berbeda-beda.
2.      Tujuan Dalam Pendidikan Seni
Selain memberikan kerangka fungsi seni dalam pendidikan umum, kerangka kurikulum ini juga memberikan pegangan terhadap tujuan penyelenggaraan pendidikan seni berkaitan dengan pengembangan disiplin ilmu seni rupa itu sendiri. Kerangka kerja tersebut diuraikan sebagai berikut:
a)      Tanggapan dan ekspresi personal
Siswa dapat belajar dengan cara yang berbeda-beda untuk:
·         Membangkitkan gagasan-gagasan anak untuk ekspresi personal melalui seni.
·         Memperbaiki dan memodifikasi gagasan anak untuk ekspresi visual.
·         Menggunakan media untuk menyampaikan maksud ekspresi anak sendiri.
b)      Kepedulian terhadap warisan artistik
Anak-anak dapat mempelajarai bagaimana anggota-anggota dalam komunitas artistik (seniman, desainer, pengrajin dsb.):
·         Membangkitkan gagasan untuk karya mereka,
·         Menggunakan kualitas-kualitas visual untuk ekspresi,
·         Menggunakan alat-alat dan media,
·         Mempersepsikan dan mendeskripsikan seni,
·         Menguji dan menilai karya-karya seni.
c)      Kesadaran tentang seni di masyarakat
Anak-anak belajar bagaimana orang dalam budayanya dan dalam budaya lainnya memproduksi karya seni rupa. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dari poin ini adalah agar anak:
·         Mengenali dan memahami bentuk-bentuk seni yang asli,
·         Mengetahui dan memahami bagaimana suatu kelompok masyarakat menggunakan kualitas visual untuk mengekspresikan kepercayannya,
·         Mengetahui dan memahami bagaimana suatu kelompok masyarakat Menggunakan media untuk mengekspresikan nilai-nilai sosial,
·         Merasakan bentuk-bentuk visual yang ada di lingkungannya,
·         Menginterpretasikan bentuk-bentuk visual sebagai ekspresi sosial,
·         Menilai bentuk-bentuk visual di masyarakat.

Bagi para pengajar seni dan pengembang kurikulum, sebelum menggunakan kerangka kerja ini sebagai pedoman pengembangan kurikulum, perlu mengetahui bahwa model ini walaupun tampak universal tetapi dibuat dan dibangun dalam konsep dan paradigma pendidikan di Barat. Aspek universal melalui bingkai kurikulum ini adalan tujuan dari pendidikan seni yang relevan dengan tujuan pendidikan secara umum yang demokrasi. Dengan demikian para guru seni rupa di Indonesia dapat mencoba model bingkai kurikulum pendidikan seni ini dengan mengembangkan variasinya sesuai pengalaman dan lingkungan setempat.

C.    Contoh Kurikulum Seni Rupa di SD
Seni Budaya dan Ketrampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memilikikemampuan sebagai berikut.Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilanMenampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilanMenampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilanMenampilkan peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal,regional, maupun global.
Adapun contoh dari kurikulum seni rupa di SD, yaitu sebagai berikut:
Kelas II, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Seni Rupa
1.
Mengekspresikan karya seni
1.1
Menjelaskan makna seni rupa terapan


1.2
Mengidentifikasi jenis karya seni rupa terapan yang ada di daerah setempat
1.3
Menunjukkan sikap apresiatif terhadap kesuaian fungsi karya seni rupa terapan
1.4
Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keartistikan karya seni rupa terapan
2.
Mengekspresikan diri melalui karya seni rupa
2.1
Mengekspresikan diri melalui gambar ilustrasi dengan tema benda alam: buah-buahan, tangkai, terang, dsb
2.2
Memamerkan hasil gambar ilustrasi dengan tema benda alam: buah-buahan, tangkai, kerang, dsb di depan kelas
Seni Musik
3.
Mengekspresikan karya seni rupa
3.1
Mengidentifikasi berbagai ragam lagu dan alat musik ritmis
3.2
Menunjukkan sikap apresiatif terhadap berbagai ragam lagu dan alat musik ritmis
4.
Mengekspresikan diri melalui karya seni musik
4.1
Menyiapkan perrmainan alat musik ritmis
4.2
Memainkan alat musik ritmis di depan penonton
Seni Tari
5.
Mengapresiasi karya seni tari
5.1
Mengidentifikasi gerak, busana, dan perlengkapan tari Nusantara daerah setempat
5.2
Menunjukkan sikap apresiatif terhadap keunikan gerak, busana, dan perlengkapan seni Nusantara daerah setempat
6.
Mengekspresikan diri melalui karya seni tari
6.1
Menyiapkan peragaan tari Nusantara daerah setempat
6.2
Memeragakan tari Nusantara daerah setempat sesuai dengan iringan di depan penonton
Keterampilan
7.
Mengapresiasi karya kerajinan
7.1
Mengidentifikasi jenis karya kerajinan Nusantara
7.2
Menampilkan prilaku apresiatif terhadap karya kerajinan Nusantara
8.
Membuat karya kerajinan dan benda kontruksi
8.1
Merancang karya kerajinan dengan memanfaatkan teknik atau motif hias Nusantara
8.2
Membuat karya kerajinan berdasarkan rancangan yang telah dibuat
8.3
Merancang benda dengan teknik konstruksi
8.4
Membuat benda dengan teknik konstruksi
               
Keterangan:
·         Gambar Ilustrasi adalah gambar yang menceritakan tentang suatu benda, hal atau peristiwa.
·         Keartistikan adalah keindahan seni rupa yang tercermin pada berbagai faktor antara lain keserasian warna, proporsi bentuk, dan kerapian.
·         Alat musik ritmis adalah alat musik yang tidak memiliki nada, misalnya ringbel, tamburin, gendang. Alat musik ritmis juga merupakan penggolongan alat musik berdasarkan fungsinya.
·                  Tari Nusantara adalah tari yang hidup dan berkembang diseluruh wilayah Nusantara. Tari Nusantara identik dengan tari tradisional.


  TEKNIK BERKARYA SENI RUPA DWI MATRA ( 2 DIMENSI )
1) M3 (Melipat, Menggunting, dan Menempel)
·         Alat dan bahan :
1.      Gunting
2.      Lem kertas
3.      Kertas origami
4.      Kertas HVS 70 Gram
·         Langkah-langkah  :
1)      Menyiapkan lat dan bahan.
2)      Melipat kertas menjadi 2 bagian sama besar.
3)      Melipat lagi kertas tersebut menjadi 2 sama besar.
4)      Menggunting bagian tepi kertas dengan motif tertentu sesuai dengan selera.
5)      Membuka lipatan kertas tersebut.
6)      Menempel kertas yang telah digunting tersebut pada kertas HVS yang telah disiapkan.



Hasil Karya M3 (Melipat, Menggunting dan Menempel)   

2)      ANYAMAN
·         Alat  dan bahan  :
1.      Gunting
2.      Lem kertas
3.      Pensil
4.      Penggaris
5.      Kertas manila warna merah muda dan putih
·         Langkah – langkah   :
1)      Menyiapkan alat dan bahan.
2)      Membuat garis tepi dengan ukuran tepi atas, bawah, kiri dan kanan yaitu 2 cm pada kertas manila warna putih.
3)      Membagi garis tepi tersebut dengan menandai tepi atas dan bawah ukuran 0,5 cm pada kertas.
4)       Menghubungkan titik-titik tersebut hingga menjagi garis yang lurus.
5)      Gunting garis yang ada pada kertas tersebut dengan rapi.
6)      Pada kertas manila warna merah, membaginya sama dengan ukuran 0,5 cm.
7)      Menggunting sesuai garis pada kertas tersebut dengan lurus dan rapi.
8)      Selanjutnya guntingan yang sudah jadi pada kertas manila warna merah dapat dianyamkan sesuai dengan motif yang diinginkan pada kertas manila warna putih.


 

DAFTAR PUSTAKA

-     Dewi, Iffa. 2004. Berkarya Seni Rupa. Online : (http://iffadewi017.blogspot.co.id). Di unduh pada tanggal 16 Oktober 2015
-     Wulan, Yuana. 2012. Kajian Kurikulum Pendidikan Seni Rupa. Online : (http://yuwanawulan.blogspot.co.id/2012/07/kajian-kurikulum-pendidikan-seni-rupa.html). Di unduh pada tanggal 12 Oktober 2015