Selasa, 10 November 2015
MENGGAMBAR BATIK SEDERHANA
NAH KAITANNYA DENGAN MEMBATIK SEDERHANA KALI INI,,,AKU LEBIH CONDONG MENGGUNAKAN PEWARNA LUNA ....YANG BISA AKU KOMBINASI SEPERTI CAT AIR APABILA KUSAPUKAN DENGAN KUAS BERCAMPUR AIR...BEGILAH HASILNYA KAWAN....
AYO MENGGAMBAR BENTUK, MENGGAMBAR DEKORATIF, DAN MENGGAMBAR ILUSTRATIF
Ini nih puncakya pas lagi gak mood sama sekali buat gambar eh malah di mnta ngumpulin gambar untuk tugas UTS...wah,,,,berkutit kembali dengan pensil penghapus dan pewarna..berabenya di minta minimal pake crayon sedangkan aku bukan ahlinya untuk pake pewarna crayoon...lebih biasa pake pensil warna maupun spidol...cat air juga gk ada...dari pada beli bongkar-bongkar tas adik yang masih SD nemu jga crayonnya...ahiiirrrulai deh bkin sketsa dan meggambar,,,
Ayuk dech di lihat hasilnya,,,,
MENGGAMBAR BENTUK
MENGGAMBAR DEKORATIF
MENGGAMBAR ILUSTRATIF
FINGGER PAINTING
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjc_MmagmNva85F3xeZVeF5EWe0K0CsuQkrFDpsJwQ0aTmUyleHdjDVBPhSACAGorrmWL5-tOX6WbNkHiNWT2mYkqNtqVDIxE8Na6mYzGEzQDmOBoK6RJXoo5FAmwgm24CbcK-8VtX56Uxl/s320/2015-10-21+11.24.52+%25282%2529.jpg)
HASIL KARYA TARIKAN BENANG, INK BOLT,MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN,DAN CETAK PENAMPANG
Lanjut lagi ke posting selanjutnya...
Ini nih hasil karya seni 2 dimensi yang bikinya itu pake perasaan banget...
Eiiiissttt perasaannya nano-nano lo..hasinya pun juga nano-nano banget...hihihi
Mulai dari ribetnya cari perlekapan dan alat-alatnya...
Lucu - lucunya pas tau hasilnya berantakan...
Bad Mood nya pas hasilnya gk sesuai harapan musti bikin lagi...
Nah lo belom lagi mulai dari tangan,,kaki,,baju ,,,sampai lantaipun belepotan sma pewarna...
Di omelin pula sama orang rumah...pokoknya seru dech..kalian harus coba di rumah,,,biar bisa ngerasain sensasinya...hahahahaha
dan alat dan bahan untuk bikin 4 karya ini itu ya cuman ini...
mulai dari atas ke kanan...
Cekidooottt ini hasilnya.....treng ing engggg........
TARIKAN BENANG
Mudah banget kawan untuk bikin tarkan benang....coba aja dech
Pertama, campur dulu pewarna makanana dengan air tp jgn banyak biar warnanya bisa jelas
Kedua, siapin tali kasur atau benang jahit potongnya jangan panjang- panjang,,kira- kira 30 cm aja
Ketiga, cepulin benang ke pewarna
Keempat, siapin buku gambar dan lipat jadi dua kemudian buka lagi lipatan
Kelima, letakkan benang yang udah di kasih warna di antara lipatan itu sesuka hati bentuknya
Keenam, tutup lipatan tadi...tekan dan kemudian tarik perlahan maupun tarik dengan cepat...
Kalau udah ulangi lagi berlainan warna...biar hasilnya bisa bagus,,,keringkan dulu baru bikin lagi...
Ini nih hasil karya seni 2 dimensi yang bikinya itu pake perasaan banget...
Eiiiissttt perasaannya nano-nano lo..hasinya pun juga nano-nano banget...hihihi
Mulai dari ribetnya cari perlekapan dan alat-alatnya...
Lucu - lucunya pas tau hasilnya berantakan...
Bad Mood nya pas hasilnya gk sesuai harapan musti bikin lagi...
Nah lo belom lagi mulai dari tangan,,kaki,,baju ,,,sampai lantaipun belepotan sma pewarna...
Di omelin pula sama orang rumah...pokoknya seru dech..kalian harus coba di rumah,,,biar bisa ngerasain sensasinya...hahahahaha
dan alat dan bahan untuk bikin 4 karya ini itu ya cuman ini...
mulai dari atas ke kanan...
- Buku gambar ukuran A4
- Pewarna makanan( pake aja warna merah,kuning sama hijau) nta boleh dech d campur - campur buat bikin warna baru..hihi..
- Benang jahit dan benang kasur(khusus untuk tarikan benang)
- Sedotan (khusus menggambar dengan tiupan)
- Gunting
- tempat menyampur warna
- Alas
- Bentuk-bentuk buat bikin itu cetak penampang bisa dau pepaya,,gedebok pisang,,
- belimbing sama juga untuk cetak penampang.
Cekidooottt ini hasilnya.....treng ing engggg........
TARIKAN BENANG
Mudah banget kawan untuk bikin tarkan benang....coba aja dech
Pertama, campur dulu pewarna makanana dengan air tp jgn banyak biar warnanya bisa jelas
Kedua, siapin tali kasur atau benang jahit potongnya jangan panjang- panjang,,kira- kira 30 cm aja
Ketiga, cepulin benang ke pewarna
Keempat, siapin buku gambar dan lipat jadi dua kemudian buka lagi lipatan
Kelima, letakkan benang yang udah di kasih warna di antara lipatan itu sesuka hati bentuknya
Keenam, tutup lipatan tadi...tekan dan kemudian tarik perlahan maupun tarik dengan cepat...
Kalau udah ulangi lagi berlainan warna...biar hasilnya bisa bagus,,,keringkan dulu baru bikin lagi...
INK BOLT
carannya hampir mirip sama tarikan benang bedanya ini tanpa benang..hihi
tinggal bikin titik- titik warna di manamun tempat maupun bikin pola sederhana,
lipat kemudian gosok-gosok dengan jari tangan
buka lipatan jadilah seperti gambar di di bawah...
MENGGAMBAR DENGAN TIUPAN
Caranya sama dengan ink bolt, taruh titik tikik kecil berbagai warna...hanya saja buku gambar tidak perlu di lipat.
Tiup bola-bola warna menggunakan sedotan maka akan membentuk pola-pola seru seperti hasil tiupanku ini.hihi...abstrak ini gitu ceritanya,,,hahay..
CETAK PENAMPANG
Berbeda dengan yang lain cetak penampang menggunakan media berupa barang-barang atau berbagai macam benntuk untuk mendapatkan pola...misalnya seperti yang ku gunakan ini aku menggunakan bonggol pelepah pisang dan gedebok pisagnya untuk membuat bentuk dan pola...caranya juga ama celupkan bonggol pelepah pisang sesuai warna yang di ingin kan dan sesuaikan juga dengan pola yang kalian inginkan...mungkin sederhna tapi butuh ketlatenan juga untuk bisa membuat pola yang cantik...selamat mencoba...semoga hasilnya memuaskan ya...hihihihi...
Eisst yang bawah itu cetak enampang abstrak...hahahay
JANGAN DI TIRU...
MAKALAH PENDIDIKAN SENI RUPA DAN KETRAMPILAN
MAKALAH
PENDIDIKAN SENI RUPA DAN
KETRAMPILAN
‘KONSEP DASAR PENDIDIKAN SENI RUPA’
“Pendidikan Seni dalam Kurikulum Sekolah”
Dosen
Pembimbing:
M.
Reyhan F., M.Pd
Kelompok
VIII (1 F) :
1.
Andreas Kusuma
A. (14186206213)
2.
Gabrelia Bella
Loisa (14186206214)
3.
Anik
Rahayuningsih (14186206215)
4.
Nurul Hidayati (14186206216)
5.
Kiki
Novitasari (14186206354)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR(PGSD)
STKIP
PGRI TULUNGAGUNG
TAHUN 2015
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG MASALAH
Istilah “Kurikulum” memiliki
berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan
kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut
berbeda-beda satu dengan yang lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan
pandangan dari pakar yang bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa
latin, yakni “Curriculae”, artinya
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Pada waktu ini, pengertian
kurikulum adalah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang
bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan kata lain kurikulum dianggap sebagai
jembatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan
yang ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Beberapa tafsiran lainnya
dikemukakan berikut ini, diantaranya:
Kurikulum memuat isi dan materi
pelajaran. Kurikulum adalah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan
dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan.
Kurikulum sebagai rencana pembelajaran
kurikulum adalah suatu program pendidikan yang disediakan untuk mempelajarkan
siawa. Dengan program itu para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar,
sehingga terjadi perubahan dan perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan
tujuan pendidikan dan pembelajaran (Hamalik, 1994: 16-17).
Jadi dapat disimpulkan kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran
serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar.
Berkaitan dengan pendidikan seni
rupa di sekolah tentunya kurikulum membawa dampak dan pengaruh yang berbeda
beda di setiap kurikulumnya. Karena di setiap kurikulum tentu memiliki tujuan
yang berbeda beda sesuai dengan perkembangannya.
Makalah ini juga membahas tentang
beberapa teknik dalam berkarya seni rupa Dwi Mantra yaitu M3( Menggunting,
Melipat, dan Menempel) dan Menganyam.Untuk lebih lengkapnya akan di bahas pada
bab pembahasan pada makalah ini.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam makalah ini kami ingin
membahas masalah yang dapat kami rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana
pendidikan Seni Rupa dalam kurikulum
sekolah, terutama kurikulum sekolah dasar?
2. Bagaimana
teknik M3?
3. Bagaimana
teknik menganyam?
C.
TUJUAN
PEMBAHASAN
1. Memenuhi
Program materi bahasan Mata Kuliah Pendidikan Seni Rupa dan Ketrampilan.
2. Melatih
Mahasiswa untuk lebih aktif mencari sumber referensi bahasan yang sesuai dengan
materi pokok yang akan di bahas.
3. Membantu
mahasiswa untuk memahami materi penddikan seni dalam kurikulum sekolah
4. Membantu
mahasiswa untuk memahami teknik M3 (Menggunting, Melipat, dan Menepel)
5. Membantu
mahasiswa untuk memahami teknik menganyam.
BAB
II
PEMBAHASAN
“Konsep
Dasar Pendidikan Seni Rupa”
A.
Pendidikan
Seni dalam Kurikulum Sekolah
Pada bahasan
pertama dipaparkan sekilas tentang seni dan pengertiannya. Bahasan tersebut
merupakan pengetahuan dasar menuju wawasan seni dan konsep keindahan dalam
seni. Melalui pemahaman terhadap wawasan seni tersebut diharapkan menjadi suatu
landasan untuk mengembangkan pemikiran kita tentang seni dan pendidikan seni
dengan berbagai persoalannya.
Pendidikan
seni di negara kita telah mengalami berbagai pembaharuan dari waktu ke waktu.
Pembaharuan dilakukan guna meningkatkan kualitas pendidikan seni. Salah satu
usaha pemerintah yang secara sentral memperbaharui sistem pelaksanaan
pendidikan seni adalah penyempurnaan kurikulum.
Kurikulum
yang sedang dilaksanakan senantiasa dievaluasi dan disempurnakan setiap periode
tertentu untuk menghadapi perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi,
dan dinamika kebudayaan secara keseluruhan. Kurikulum Pendidikan Seni telah
beberapa kali mengalami perubahan dan penyempurnaan.
Pada tahun
1975 terjadi perubahan yang menyeluruh pada mata pelajaran ekspresi, yang
sebelum itu dalam kurikulum sekolah umum dikenal dengan nama mata pelajaran
menggambar dan seni suara. Pembaharuan dapat dilihat dengan penggantian nama
mata pelajaran itu menjadi 'Pendidikan Kesenian'.Istilah mata pelajaran juga
diganti menjadi 'bidang studi', sehingga pembaharuan itu selengkapnya menjadi
'bidang studi pendidikan kesenian'. Isi bidang studi pendidikan kesenian itu
merupakan penggabungan pelajaran menggambar dan seni suara ditambah sub bidang
studi lain yaitu seni tari dan teater, yang pada kurikulum sebelumnya tidak
ada. Pelajaran menggambar dan seni suara diubah namanya menjadi seni rupa dan
seni musik. Selengkapnya bidang studi pendidikan kesenian berisi sub-sub bidang
studi seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater (drama).
Kurikulum
1975 disempurnakan lagi pada tahun 1984 dengan sebutan kurikulum 1984.
Penyempurnaan ini ditandai oleh penggantian istilah pendidikan kesenian menjadi
pendidikan seni.
Kurikulum
1994 Sekolah Dasar yang berlaku sekarang sangat jauh berbeda dengan kurikulum
sebelumnya. Perbedaan itu meliputi sistem pembelajarannya yang menggunakan
'integrated learning' atau pembelajaran terpadu antara beberapa cabang seni.
Nama pendidikan seni berubah pula menjadi 'Kerajinan Tangan dan Kesenian'.
Ruang lingkup materi kerajinan tangan meliputi berbagai kegiatan sederhana
kerumahtanggaan yang mudah dilakukan oleh anak-anak untuk keperluan hidupnya
sehari-hari, dan termasuk di dalamnya pekerjaan kesenirupaan. Sedangkan yang
dimaksud kesenian meliputi seni tari (seni gerak), seni musik (seni suara).
Antara pengajaran kerajinan tangan dan kesenian dianjurkan menjadi suatu
larutan yang benar- benar terpadu dan terintegrasi dalam satu topik (bahasan)
pengajarannya. Pengajaran terpadu dalam Kerajinan Tangan dan Kesenian
(disingkat: KTK) ini bermuatan wawasan kedaerahan (muatan lokal), sebab di dalamnya
diharapkan para guru dan siswa mampu menggali seni kriya (kerajinan) yang
tumbuh di daerah sekitarnya.
Dalam KTSP,
pendidikan seni rupa menjadi bagian dari mata pelajaran Seni Budaya untuk
SMP/MTs dan SMA/MA, dan mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk
SD/MI. Baik di SD/MI, SMP/MTs, maupun di SMA/MA mata pelajaran seni budaya
diberi alokasi waktu dua jam pelajaran. Mata pelajaran Seni Budaya mencakup
seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater.
Dalam
Standar Isi disebutkan bahwa pendidikan seni budaya diberikan di sekolah karena
keunikan, kebermaknaan, dan kebermanfaatannya bagi perkembangan peserta didik.
Pendidikan seni didasarkan pada pendekatan “belajar dengan seni,” “belajar
melalui seni” dan “belajar tentang seni.” Belajar dengan seni berarti bahwa
dengan mempelajari seni, peserta didik dapat mengembangkan pengetahuannya di
luar bidang seni. Dalam belajar melalui seni, peserta didik dapat mengembangkan
pengetahuannya melalui berkreasi seni. Belajar tentang seni berarti bahwa peserta
didik diharapkan dapat mengembangkan pengetahuannya tentang seni itu sendiri.
Dengan demikian pembelajaran seni di sini dipandang sebagai metode belajar.
Selain
pendekatan tersebut, pendidikan seni budaya dipandang secara multilingual,
multidimensional, dan multikultural. Multilingual berarti pengembangan
kemampuan mengekspresikan diri melalui berbagai media seperti bahasa rupa,
bunyi, gerak, peran dan berbagai perpaduannya. Multidimensional berarti
pengembangan berbagai kompetensi meliputi konsepsi (aspek kognitif), apresiasi
(aspek afektif), dan kreasi (aspek psikomotor) dengan memadukan unsur estetika,
logika, kinestetika, dan etika. Multikultural berarti bahwa pendidikan seni
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya
Nusantara dan mancanegara, yang merupakan wujud sikap demokratis agar seseorang
hidup secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Pendidikan
seni budaya juga dipandang memiliki peranan dalam pembentukan pribadi peserta
didik yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam
mencapai multikecerdasan yang mencakup kecerdasan intrapersonal, interpersonal,
visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik, naturalis serta
kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas, kecerdasan spiritual dan moral,
dan kecerdasan emosional.
Bidang seni
rupa, musik, tari, dan teater memiliki kekhasan sesuai dengan kaidah keilmuan
masing-masing. Dalam pendidikan seni budaya, aktivitas berkesenian harus
menampung kekhasan tersebut yang diberikan dalam pengalaman mengembangkan
konsepsi, apresiasi, dan kreasi. Hal ini dilakukan dengan eksplorasi elemen,
prinsip, proses, dan teknik berkarya dalam konteks budaya masyarakat yang
beragam.
Mata
pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: (1) memahami konsep dan pentingnya seni budaya, (2) menampilkan sikap
apresiasi terhadap seni budaya, (3) menampilkan kreativitas melalui seni
budaya, dan (4) menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat lokal,
regional, maupun global. Selanjutnya mata pelajaran Seni Budaya mencakup
aspek-aspek sebagai berikut:
· Seni rupa,
mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni
berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya
· Seni musik,
mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi
karya musik
· Seni tari,
mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan
bunyi, apresiasi terhadap gerak tari
· Seni teater,
mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara yang pementasannya
memadukan unsur seni musik, seni tari dan seni peran.
Di antara keempat bidang seni yang
ditawarkan, minimal diajarkan satu bidang seni sesuai dengan kemampuan
sumberdaya manusia serta fasilitas yang tersedia di sekolah. Untuk sekolah yang
mampu menyelenggarakan pembelajaran lebih dari satu bidang seni, peserta didik
diberi kesempatan untuk memilih bidang seni yang akan diikutinya.
Berdasarkan pendekatan, pandangan,
dan tujuan tersebut, pendidikan seni dilaksanakan dalam bentuk kegiatan
berekspresi (berkreasi) dan berapresiasi seni. Untuk itu, di dalam kurikulum
tersebut ditetapkan dua standar kompetensi (SK) untuk bidang seni rupa, yaitu
mengapresiasi karya seni rupa dan mengekspresikan diri melalui karya seni rupa.
Standar kompetensi mengapresiasi seni rupa mencakup kemampuan mengidentifikasi
dan menampilkan sikap apresiasi terhadap karya seni rupa. Standar kompetensi
mengekspresikan diri melalui karya seni rupa mencakup kemampuan menciptakan
karya seni rupa serta melaksanakan pameran seni rupa. Kemampuan-kemampuan
tersebut dirumuskan menjadi sejumlah kompetensi dasar (KD) yang meliputi
berbagai cabang seni rupa (seni murni dan terapan) dan cakupan wilayah
(lokal/daerah setempat, Nusantara, dan mancanegara).
Seni kerajinan sebagai cabang seni
rupa merupakan seni yang tertua dan bahkan mengakar di setiap pelosok daerah
Nusantara ini. Perkembangan seni kerajinan tradisional ini diangkat menjadi prioritas
karena ternyata dunia pariwisata serta konsumsi kesenian dunia lebih tertarik
terhadap seni kerajinan tradisional yang berkembang di daerah. Selain seni
kerajinan tersebut unik, juga mencerminkan citra estetik khas daerah tertentu,
dan menjadi salah satu identitas budaya bangsa kita.
Jika diteliti perubahan
nama sub-sub bidang studi pada setiap kurikulum yang disempurnakan,
ternyata perubahan itu tidak hanya sekedar penggantian nama, akan tetapi
mengubah pula ruang lingkup pengajarannya. Perubahan itu dilandasi oleh konsep
dasar pendidikan yang berbeda pada setiap kurikulum. Konsep pendidikan seni
yang sekarang kita kenal jauh berbeda dengan konsep pendidikan (mata pelajaran)
menggambar dan seni suara. Perubahan konsep tentu membawa konsekuensi didaktis
dan metodis yang menuntut berbagai persyaratan yang harus dipenuhi jika kita
ingin melaksanakan pendidikan seni dengan memadai.
B.
Kerangka
Kerja Kurikulum Pendidikan Seni
Fungsi
pendidikan seni dalam pendidikan umum dan tujuan yang ingin dicapai melalui
pendidikan seni dapat juga dijadikan kerangka kerja untuk mengembangkan
kurikulum pendidikan seni. Secara umum kerangka kerja kurikulum dalam
pendidikan seni tersebut dapat digambarkan dalam tabel sebagai berikut:
KERANGKA
KERJA KURIKULUM PENDIDIKAN SENI
Fungsi
dalam Pendidikan Umum
|
Tujuan
dalam Pendidikan Seni
|
Memfasilitasi pemenuhan diri siswa (personal fullfillment)
|
Tanggapan dan ekspresi personal dalam seni
|
Mentransmisikan warisan budaya
|
Kesadaran terhadap warisan artistik
|
Mengembangkan kesadaran sosial
|
Pemahaman terhadap peran seni di masyarakat
|
1. Fungsi Dalam Pendidikan Umum
Kerangka kerja kurikulum pendidikan seni disusun diantaranya dengan
memperhatikan fungsi seni dalam pendidikan umum sebagai berikut:
a.
Memfasilitasi pemenuhan diri siswa (personalfullfillment)
Untuk menemukan pemenuhan diri melalui seni anak perlu
belajar bagaimana kehidupan mereka dapat diperkaya dengan usaha mereka untuk
mengkreasi karya seni dan menanggapi berbagai bentuk-bentuk visual.
b. Mentransmisikan warisan budaya
Bagi Indonesia yang memiliki berbagai bentuk karya
seni dari berbagai suku bangsa yang ada di tanah air, poin ini sangat
diperlukan. Anak akan belajar menghargai berbagai bentuk karya seni yang pernah
ada di masyarakat maupun yang masih hidup dan berkembang saaat ini.
Pembelajaran ini diarahkan kepada kepedulian mereka terhadap warisan budaya
lebih dari sekedar menghafalkan nama seniman, judul karya dan waktu serta
tempat pembuatannya.
c. Mengembangkan kesadaran sosial
Mengembangkan kesadaran sosial adalah bentuk
kepedulian yang terbangun dari kesadaran dan penghargaan anak terhadap berbagai
bentuk artistik yang ada dan dihasilkan oleh masyarakat. Hal ini akan
mengajarkan mereka untuk menghargai juga persepsi, penilaian, pemikiran dan
pendapat orang lain dari budaya yang berbeda-beda.
2.
Tujuan Dalam
Pendidikan Seni
Selain memberikan
kerangka fungsi seni dalam pendidikan umum, kerangka kurikulum ini juga
memberikan pegangan terhadap tujuan penyelenggaraan pendidikan seni berkaitan
dengan pengembangan disiplin ilmu seni rupa itu sendiri. Kerangka kerja
tersebut diuraikan sebagai berikut:
a) Tanggapan dan ekspresi personal
Siswa dapat belajar dengan cara yang berbeda-beda
untuk:
·
Membangkitkan gagasan-gagasan anak untuk ekspresi
personal melalui seni.
·
Memperbaiki dan memodifikasi gagasan anak untuk
ekspresi visual.
b) Kepedulian terhadap warisan artistik
Anak-anak dapat mempelajarai bagaimana anggota-anggota
dalam komunitas artistik (seniman, desainer, pengrajin dsb.):
·
Membangkitkan gagasan untuk karya mereka,
·
Menggunakan kualitas-kualitas visual untuk ekspresi,
·
Menggunakan alat-alat dan media,
·
Mempersepsikan dan mendeskripsikan seni,
·
Menguji dan menilai karya-karya
seni.
c) Kesadaran tentang seni di masyarakat
Anak-anak belajar bagaimana orang dalam budayanya dan
dalam budaya lainnya memproduksi karya seni rupa. Secara khusus tujuan yang
ingin dicapai dari poin ini adalah agar anak:
·
Mengenali dan memahami bentuk-bentuk seni yang asli,
·
Mengetahui dan memahami bagaimana suatu kelompok
masyarakat menggunakan kualitas visual untuk mengekspresikan kepercayannya,
·
Mengetahui dan memahami bagaimana suatu kelompok
masyarakat Menggunakan media untuk mengekspresikan nilai-nilai sosial,
·
Merasakan bentuk-bentuk visual yang ada di
lingkungannya,
·
Menginterpretasikan bentuk-bentuk visual sebagai
ekspresi sosial,
·
Menilai bentuk-bentuk visual di masyarakat.
Bagi para pengajar seni dan pengembang kurikulum, sebelum menggunakan
kerangka kerja ini sebagai pedoman pengembangan kurikulum, perlu mengetahui
bahwa model ini walaupun tampak universal tetapi dibuat dan dibangun dalam
konsep dan paradigma pendidikan di Barat. Aspek universal melalui bingkai
kurikulum ini adalan tujuan dari pendidikan seni yang relevan dengan tujuan
pendidikan secara umum yang demokrasi. Dengan demikian para guru seni rupa di
Indonesia dapat mencoba model bingkai kurikulum pendidikan seni ini dengan
mengembangkan variasinya sesuai pengalaman dan lingkungan setempat.
C. Contoh Kurikulum Seni Rupa di SD
Seni Budaya
dan Ketrampilan
Mata pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan bertujuan agar peserta didik memilikikemampuan sebagai
berikut.Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilanMenampilkan
sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilanMenampilkan kreativitas melalui
seni budaya dan keterampilanMenampilkan peran serta dalam seni budaya dan
keterampilan dalam tingkat lokal,regional,
maupun global.
Adapun contoh
dari kurikulum seni rupa di SD, yaitu sebagai berikut:
Kelas II,
Semester 1
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi Dasar
|
||
Seni Rupa
|
|||
1.
|
Mengekspresikan karya seni
|
1.1
|
Menjelaskan makna seni rupa
terapan
|
1.2
|
Mengidentifikasi jenis karya
seni rupa terapan yang ada di daerah setempat
|
||
1.3
|
Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap kesuaian fungsi karya seni rupa terapan
|
||
1.4
|
Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap keartistikan karya seni rupa terapan
|
||
2.
|
Mengekspresikan diri melalui
karya seni rupa
|
2.1
|
Mengekspresikan diri melalui
gambar ilustrasi dengan tema benda alam: buah-buahan, tangkai, terang, dsb
|
2.2
|
Memamerkan hasil gambar
ilustrasi dengan tema benda alam: buah-buahan, tangkai, kerang, dsb di depan
kelas
|
||
Seni Musik
|
|||
3.
|
Mengekspresikan karya seni
rupa
|
3.1
|
Mengidentifikasi berbagai
ragam lagu dan alat musik ritmis
|
3.2
|
Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap berbagai ragam lagu dan alat musik ritmis
|
||
4.
|
Mengekspresikan diri melalui
karya seni musik
|
4.1
|
Menyiapkan perrmainan alat
musik ritmis
|
4.2
|
Memainkan alat musik ritmis di
depan penonton
|
||
Seni Tari
|
|||
5.
|
Mengapresiasi karya seni tari
|
5.1
|
Mengidentifikasi gerak,
busana, dan perlengkapan tari Nusantara daerah setempat
|
5.2
|
Menunjukkan sikap apresiatif
terhadap keunikan gerak, busana, dan perlengkapan seni Nusantara daerah
setempat
|
||
6.
|
Mengekspresikan diri melalui
karya seni tari
|
6.1
|
Menyiapkan peragaan tari Nusantara
daerah setempat
|
6.2
|
Memeragakan tari Nusantara
daerah setempat sesuai dengan iringan di depan penonton
|
||
Keterampilan
|
|||
7.
|
Mengapresiasi karya kerajinan
|
7.1
|
Mengidentifikasi jenis karya
kerajinan Nusantara
|
7.2
|
Menampilkan prilaku apresiatif
terhadap karya kerajinan Nusantara
|
||
8.
|
Membuat karya kerajinan dan
benda kontruksi
|
8.1
|
Merancang karya kerajinan
dengan memanfaatkan teknik atau motif hias Nusantara
|
8.2
|
Membuat karya kerajinan
berdasarkan rancangan yang telah dibuat
|
||
8.3
|
Merancang benda dengan teknik
konstruksi
|
||
8.4
|
Membuat benda dengan teknik
konstruksi
|
Keterangan:
·
Gambar Ilustrasi adalah gambar
yang menceritakan tentang suatu benda, hal atau peristiwa.
·
Keartistikan adalah keindahan
seni rupa yang tercermin pada berbagai faktor antara lain keserasian warna,
proporsi bentuk, dan kerapian.
·
Alat musik ritmis adalah alat
musik yang tidak memiliki nada, misalnya ringbel, tamburin, gendang. Alat musik
ritmis juga merupakan penggolongan alat musik berdasarkan fungsinya.
·
Tari Nusantara adalah tari yang
hidup dan berkembang diseluruh wilayah Nusantara. Tari Nusantara identik dengan
tari tradisional.
TEKNIK
BERKARYA SENI RUPA DWI MATRA ( 2 DIMENSI )
1) M3
(Melipat, Menggunting, dan Menempel)
·
Alat
dan bahan :
1.
Gunting
2.
Lem
kertas
3.
Kertas
origami
4.
Kertas
HVS 70 Gram
·
Langkah-langkah :
1) Menyiapkan lat dan bahan.
2) Melipat kertas menjadi 2 bagian sama
besar.
3) Melipat lagi kertas tersebut menjadi
2 sama besar.
4) Menggunting bagian tepi kertas dengan
motif tertentu sesuai dengan selera.
5) Membuka lipatan kertas tersebut.
6) Menempel kertas yang telah digunting
tersebut pada kertas HVS yang telah disiapkan.
Hasil
Karya M3 (Melipat, Menggunting dan Menempel)
2)
ANYAMAN
·
Alat
dan bahan :
1. Gunting
2. Lem kertas
3. Pensil
4. Penggaris
5. Kertas manila warna merah muda dan
putih
·
Langkah
– langkah :
1) Menyiapkan alat dan bahan.
2) Membuat garis tepi dengan ukuran
tepi atas, bawah, kiri dan kanan yaitu 2 cm pada kertas manila warna putih.
3) Membagi garis tepi tersebut dengan
menandai tepi atas dan bawah ukuran 0,5 cm pada kertas.
4) Menghubungkan titik-titik tersebut hingga
menjagi garis yang lurus.
5) Gunting garis yang ada pada kertas
tersebut dengan rapi.
6) Pada kertas manila warna merah,
membaginya sama dengan ukuran 0,5 cm.
7) Menggunting sesuai garis pada kertas
tersebut dengan lurus dan rapi.
8) Selanjutnya guntingan yang sudah
jadi pada kertas manila warna merah dapat dianyamkan sesuai dengan motif yang
diinginkan pada kertas manila warna putih.
DAFTAR PUSTAKA
- Dewi, Iffa. 2004. Berkarya Seni Rupa. Online : (http://iffadewi017.blogspot.co.id).
Di unduh pada tanggal 16 Oktober 2015
- Wulan, Yuana. 2012.
Kajian Kurikulum Pendidikan Seni Rupa. Online
: (http://yuwanawulan.blogspot.co.id/2012/07/kajian-kurikulum-pendidikan-seni-rupa.html).
Di unduh pada tanggal 12 Oktober 2015
Langganan:
Postingan (Atom)